Jumat, 30 September 2011

first kiss. last kiss.

(#15harimenulisdiblog, day #1: #ciumanpertama)

Kami baru beberapa jam bertemu.
tapi saya sudah jatuh cinta.
Ah, ternyata cinta pada pandangan pertama itu memang ada

kami baru beberapa jam bertemu.
dan saya tahu kami tidak punya lagi banyak waktu.
entah kenapa, tapi saya merasa begitu yakin akan firasat itu.

saya harus sempat menciumnya.
karena tadi baru sempat memandang saja.
saya.
harus sempat.
menciumnya.

"Bumi mana? Saya mau ketemu..."
tanya saya pada salah satu dari mereka yang berpakaian serba putih itu.
"Sebentar lagi dia ke sini kok" jawab salah seorang dari mereka, entah yg mana.
"Tolong, saya mau ketemu"
saya bisa merasakan air hangat mengalir di pipi saya.
biarlah mereka menilai saya begini lemah.
tapi waktu saya memang tidak lama.
saya harus sempat menciumnya.

tak lama saya melihatnya muncul dari pintu. bersama seorang dg seragam putih.
dia tersenyum.
tampan sekali.

saya raih tangannya,
saya usap wajahnya perlahan, mata, hidung, pipi, bibir...
dan saya daratkan bibir saya di atasnya. lama.

saya melihat dia tersenyum.
tampan sekali.
Ah, dia juga ingin mencium saya rupanya.
saya balas senyumannya

lalu saya tidak tidak melihat apa2 lagi.
hitam.

tapi dari jauh saya masih bisa mendengar banyak suara
"Panggilkan Dokter!!! Cepat!!!"
"tiiiiiiittttttttt..............."
"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un...."
.............

dan samar2 saya mendengar tangisannya.
jangan. jangan menangis.
tidak ada yg perlu ditangisi. saya bahagia.
sungguh.
saya telah bertemu, melihat, dan menciummu.
hanya sekali. tapi itu lebih dari cukup.
sungguh.

dan seolah mendengar suaraku mendadak dia pun menghentikan tangisnya.

dan tersenyum.
tampan sekali.

Anakku, kamu tampan sekali...

Selasa, 20 September 2011

breakaway

Grew up in a small town
And when the rain would fall down
I'd just stare out my window
Dreaming of what could be
And if I'd end up happy
I would pray

Trying hard to reach out
But when I tried to speak out
Felt like no one could hear me
Wanted to belong here
But something felt so wrong here

So I'd pray
I could break away

I'll spread my wings and I'll learn how to fly.
I'll do what it takes till I touch the sky.
Make a wish, take a chance,
Make a change, and break away.
Out of the darkness and into the sun.
But I won't forget all the ones that I love.
I'll take a risk, take a chance,
Make a change, and break away

Wanna feel the warm breeze
Sleep under a palm tree
Feel the rush of the ocean
Get onboard a fast train
Travel on a jetplane
Far away
And break away

I'll spread my wings and I'll learn how to fly.
I'll do what it takes till I touch the sky.
Make a wish, take a chance,
Make a change, and break away.
Out of the darkness and into the sun.
But I won't forget all the ones that I love.
I'll take a risk, take a chance,
Make a change, and break away

Buildings with a hundred floors
Swinging with revolving doors
Maybe I don't know where they'll take me
Gotta keep movin on movin on
Fly away
Break away

I'll spread my wings and I'll learn how to fly.
Though it's not easy to tell you goodbye
Take a risk, take a chance,
Make a change, and break away.
Out of the darkness and into the sun.
But I won't forget the place I come from
I gotta take a risk, take a chance,
Make a change, and break away
Breakaway
Break away

(Breakaway - Kelly Clarkson)

Senin, 19 September 2011

Random. Abaikan.

saya mengetik posting ini saat saya seharusnya sedang mempersiapkan meeting hari Rabu besok
tapi bodo amat lah
seperti biasa pingin cerita tapi gatau sama sapa
too much to tell but no one listened.

jadi ceritanya yg mengalami sindrom tertarik sama "wrong man in the right time and the right place" ini bukan cuma saya.
temen saya (yg profesinya sama dg saya) yg penempatan di pulau lain nan jauh di sana juga. tertarik. sama. pria. berpasangan.
ngooookkkk.

dan kami berdua sadar banget hal ini ga baik
buat semua pihak. terutama sih ya buat kami sendiri.
karena sebenernya kami tahu banget yang nanti akhirnya sakit hati ya kami berdua ini
tapi kok ya tetep aja
huh, dasar wanita, membingungkan betul...
inilah kenapa saya sukanya sama laki-laki *yamenurutlo

lalu hari ini kami memutuskan utk (berusaha) belajar tidak berhubungan dg our wrong men
langkah pertama adalah kami mengubah nama mereka di kontak bbm dengan.....nama atasan kami yang menyebalkan masing2
maksudnya biar males ngajak bbman gitu
biasanya kan tangan udah gatel aja buat ngetik
nah sekarang harapannya, kami jd mikir ulang buat bbm begitu liat nama yg tertera, hahahaa
pemikiran yg bodoh.

sama bodohnya dg kami yg salah pilih orang buat dititipin hati.


tapi taktik itu langsung gagal di hari pertama percobaan, hahahaha
agak aneh jg nanya "kamu lagi ngapain?" dg kontak bbm yg mana nama yg terpampang adalah nama lengkappp pak bos ;P

dan hari ini entah kenapa obrolan dg the wrong man bikin sedih

awalnya karena saya menyebut-nyebut 3bulan waktu saya yg tersisa
atau 4x lagi bertemu dengannya
daaaaaannnn saya seperti baru sadar, 3 bulan lagiiiii
3 bulan dan saya tidak akan bertemu dia lagi
3 bulan dan semuanya selesai.
3 bulan lalu sudah :(

dan obrolan malam ini pun dipenuhi dg:
saya: (ngeluh-ngeluh tentang pekerjaan, seperti biasa) ----> payah
dia: "sabaaaarrr kaaa, 3 bulan lagi"

maksudnya menyemangati sih, tp kok ya sedih gilaaakkk kalo dia yg ngomong
kesannya kaya dia ga sabar aku pergi gitu *yaemangkale

*brb*
*nangis di bawah shower*

tapi.....
apapun yg terjadi 3 bulan lagi,
sebagaimana tweet yg saya RT kemarin malam:
Jika bukan sebagai kekasih, semoga Tuhan masih acap menyilangkan jalan hidupmu denganku; sebagai apapun.

dan seperti draft status bbm yg sampai sekarang tidak pernah berani saya pasang:
if loving u is wrong, I will make us bestfriends.


wooohooo. cakep bet dah.
sok puitis abisss
eror bener saya malam ini, hahaa. bodo.

saya kembali ke jalan yg benar dulu deh, nyiapin meeting
see yaaa people  :*

Minggu, 18 September 2011

Never Quit?

Saya ingat, ketika sedang training pekerjaan saya sekarang, kami (saya dan peserta training lain) diminta menulis "kata mutiara", dan diletakkan di depan meja masing-masing
Waktu itu saya menulis "Never Quit"
Kalo diterjemahkan artinya kurang lebih jangan berhenti, atau jangan menyerah.

Jika ada saat di mana saya harus diingatkan terus tentang kata mutiara tersebut,
Sekaranglah itu.
Saat saya sedang merasa....entahlah....
Rasanya seperti jiwa saya sudah dihisap dementor dan yang tersisa adalah selongsong raga tanpa ada isinya.
Tanpa gairah hidup. Saya seperti zombie.

Lalu saya ingat lagi kata-kata mutiara itu.
Saya rapalkan berulang-ulang seperti mantra
Maksudnya agar alam bawah sadar saya tersugesti, dan nantinya akan mempengaruhi alam sadar saya.

Lalu saya berpikir lagi....

Apakah jangan menyerah untuk saat ini artinya adalah pasrah "nrimo" dan terus menjalani hidup tanpa passion seperti sekarang?
Apakah jika saya memutuskan untuk berhenti dan mencari jalan lain, bisa dikategorikan menyerah?
Apakah saya salah jika mengartikan "jangan menyerah" adalah tidak berhenti untuk mencari kebahagiaan demi diri saya sendiri?
Bukan demi gengsi
Bukan ekspresi kagum orang-orang saat saya menyebut nama perusahaan di mana saya
Bukan demi tatapan iri orang-orang yang melihat kendaraan baru saya

Apakah jika berhenti di sini saya menyerah?
Saya kok merasa dengan begitu saya justru terus melangkah
Karena bertahan di sini artinya jalan di tempat
Saya tidak ke mana-mana.
Dan yang paling "mengerikan", saya tidak bahagia.

Saya ingin bahagia.

Entah bagaimana pendapat Anda,
tap menurut saya, bukan cuma uang yang bisa memberikannya.

Minggu, 11 September 2011

a dream. a question. you.

"5 tahun lagi dalam bayanganmu kamu akan jadi seperti apa?"

pertanyaan itu saya sampaikan bukan tanpa tendensi apa2,

pertama, 
tentunya saya ingin tahu, apa sih impian kamu?
mimpi seorang yang jarang bicara tapi selalu setia mendengarkan keluh kesah saya
selalu mau untuk menyempatkan ketemu tiap sebulan sekali saya berkunjung ke kota tempatmu tinggal 
sekedar menemani saya mengobrol
seorang yang saya tahu hidupnya tidak mudah, bahkan sampai saat ini
seseorang yang saya tahu sayang sekali dg pasangannya (unfortunately itu bukan saya)

kedua,
karena beberapa hari yg lalu saya sempat curhat dg sahabat laki2 saya, 
tentang kamu
ya, saya cerita bahwa (lagi-lagi) saya menyimpan hati di tempat yg tidak seharusnya
yeaah, (lagi-lagi) another "wrong man in the right time"
menurut sahabat saya itu, saya tidak boleh cuma menjadikan kamu target flirting semata tapi mulai memikirkan tentang masa depan (he knows me quite well :p)
saya tidak boleh berkeluh kesah, menunjukkan kesan bahwa saya wanita kuat, santun, keibuan, pokoknya seseorang yg bisa dipertimbangkan untuk menjadi teman menjalani sisa usia (serius, temen saya bilang gitu)
selain itu saya juga harus pelan2 "masuk" ke dalam hidup kamu dg mencari tau ttg kamu, keluarga, kelemahan, semua. Termasuk mimpi kamu.

saya sih ga terus melaksanakan jurus2 itu ya, 
gile aje, santun dan keibuan adalah ga saya banget
sepingin-pinginnya saya dapetin kamu (yg sekarang masih sampai tahap pingin-nggak-pingin), kalaupun akhirnya pun kamu tertarik sama saya (amiiiin.. kapan ya?), saya maunya itu karena saya yg apa adanya
bukannya harus pura2 santun, keibuan, bla bla bla
selain itu saya jg ngerasa jahat banget lah
masa di luar sana ada seorang yg sabar nungguin kamu, gabisa ketemu atau sekedar liat kamu LIVE sampe taun depan
sementara saya di sini memanfaatkan jarak kalian (yg jauh) plus jarak kita (yg deket) dan malah menyusun "strategi" yg menurut saya lumayan "jahat" :(

tapi toh akhirnya saya tertarik juga buat menanyakan ttg impian kamu (selain waktu itu bingung mau nanya apa, hehe)
saya pikir jawaban kamu adalah "pingin jadi manager, punya rumah, mapan, bla bla bla" 
impian khas cowo yg biasanya ga jauh2 ttg karier 
(saya sudah sampling ke 5 orang cowok dan semua jawabannya kaya gitu. dan sepertinya 5 orang cukuplah utk mewakili kaummu, hehe)

tapi ternyata kamu memang "beda", 
dg jawaban yg jauh dari perkiraan saya
dan semakin membuat saya merasa bahwa saya memang belum (atau tidak?) mengenal kamu. 
sama sekali :(


Saya: "5 tahun lagi dalam bayanganmu kamu akan jadi seperti apa?"
Kamu: "Jadi seorang ayah"


Ah, rasanya saya jadi ingin tahu lebih tentang kamu :)
tapi sebenarnya apapun jawaban kamu waktu itu,
apapun, I wish you every happiness. 
Truly.




P.S.
Sayangnya kamu tidak menanyakan hal yang sama ke saya, kalo iya mungkin percakapan itu akan jadi seperti ini:
Kamu: "5 tahun lagi kamu akan jadi seperti apa?"
Saya: "Jadi ibu buat anak2mu"

tsaaahhhh.



Sabtu, 03 September 2011

homeless

siapa yg mudik angkat tangaaaannn???!!! SAYAAA :D

eh, sebelum lanjut nulis maaf lahir batin dulu deh biar afdol
maafkan saya ya saudara2 kalo selama ini selalu nulis yg aneh2 dan ga jelas dan kadang ga meaning
daaaaaan saya berjanji akan terus melakukannya, hahahaa (baca post #1 kalo mau tau kenapa :D)

okee, lanjut lagii
kali ini saya mau cerita ttg pulang2an kampung ini
seperti biasa saya ikut bapak-ibu mudik ke kampung keduanya (yang kebetulan satu kota)
yeeaaahh...yg agak aneh dalam tradisi keluarga saya adalah
kami para anak2 di'paksa' menyebut ritual ini dg 'mudik'
padahal mudik kan artinya pulang ke kampung halaman
nah, kalo kampung halaman kami ya di rumah, kalo ini mah kampung halaman situ
napa kita suruh nyebutnya mudik juga? hah? hah? hah?

*dikutuk jadi batu*

hhhmmm, baiklah sekarang mulai nyampah nulis beneran

Pulang.
entah kenapa saya suka sekali dg kata ini.
(bahkan menuliskannya saja saya sudah merasa nyaman)

FYI dulu awal2 saya ngekos di Jogja, kalo selesai kuliah saya sering pamit dengan bilang "aku balik kos duluan ya"
sampai lama kelamaan, di luar kesadaran, pamitan-selesai-kuliah saya berubah menjadi "aku pulang duluan ya"
saya menggunakan kata pulang. instead of balik-ke-kosan.
artinya saya sudah menganggap kos itu sebagai "rumah" saya.

senang sekali rasanya waktu itu
bayangkan, punya 2 rumah sekaligus,
rumah di Purwokerto (yg bener2 berbentuk rumah) dan rumah di Jogja (yang 'cuma' berupa kamar 2,5 x 2,5 dan berantakan dan panas dan sempit karena banyak barang tapi 'mbetahin'nya setengah mati)

dan bukan cuma itu. karena saya rasa rumah saya bukan cuma 2 itu saja
saat sedang di kamar kos Luluk, atau kamar Nuri, atau kamar kos Disti, atau menginap di rumah Ida, saya juga merasa sedang 'pulang'
saat bersama teman2 saya merasa 'pulang'
saat kerja part-time di gerai Dagadu saya merasa 'pulang'
dan.....saat bersama kamu dulu, walau cuma sebentar, saya juga merasa 'pulang' lho

did u? :)
 
(mungkin karena itu ya, orang yg menciptakan bahasa Inggris membedakan antara 'house' dan 'home'
karena 'home' belum tentu berbentuk bangunan, punya atap punya dinding punya pintu
karena seseorang pun bisa jadi 'rumah')

tapi itu dulu
and life does keep turning
hidup emang bener2 kaya roda yg bisa muter 180 derajat
sekarang rasanya saya kaya Tunawisma,
homeless.

di Purwokerto kok rasanya udah "feels like I don't belong here anymore"
tau kan? rasanya kaya "Iya di sini emang rumahku, tapi ga mungkin juga aku tinggal di sini lagi buat seterusnya"
tau kan? tau kan? tau kan?
(bilang tau pliss, biar tulisan ini ga semakin panjang, haha)

di Jogja juga, udah ga ada siapa-siapa, udah ga ada tempat bernaung
ya ada juga siih sebenernya, tapi rasanya udah ga akan sama lagi
ngerti kan? ngerti kan? ngerti kan?
(bilang ngerti plis)

di ****** apalagiiiiii
ini mah definitely not my home at all, apalagi dg pekerjaan yg kaya gini
mungkin lebih tepat diistilahkan dg "hell on earth"
pokoknya sungguh jauh dari definisi 'home' deh intinya
*mewek*
*caricarilowongandiJawa* 

entah ini 'quarter-life-crisis' saya
entah saya emang lagi mellow galau karena lagi mens dan inget minggu depan musti balik ke 'sana'
dan entah cuma saya yg ngalamin atau orang2 di luar sana juga banyak yg ngerasa kaya gini
yang jelas saya ngerasa homesick
homesick tapi ngga tau kemana harus mudik (hey, it's rhyme :D)

tapi saya putuskan untuk menunggu sajalah
entah menunggu dapet 'home' baru (entah berwujud rumah entah manusia)
entah menunggu pikiran saya yg berubah dan kembali menganggap pwt atau jogja sebagai 'home'
(bahkan siapa tahu pikiran saya berubah menganggap****** sebagai 'home')
entah menunggu seseorang yang menganggap saya sebagai 'home'nya datang :D

saya tunggu apapun yang baik dari-Mu
good things come to those who waits, don't they? :)


backsound: Homesick by Kings of Convenience
"a song for someone who need somewhere to long for...
homesick, 'cos I no longer know...where home is...."