Jumat, 12 September 2014

Arung Jeram

"Kamu terlalu datar. Bersamamu aku seperti naik kapal di lautan yang tenang. Tidak menantang."

Dia diam. Aku tidak tahu apakah kata-kataku tadi menyinggungnya. Yang aku tahu, aku harus mengeluarkan ganjalan ini dari hatiku.

"Kamu maunya aku seperti apa?"

"Aku mau kamu seperti arung jeram. Tidak bisa ditebak. Mendebarkan."

Lagi-lagi dia diam. Aku membuang muka. 

Hanya selang beberapa detik kemudian, tangannya meraih tanganku. Dan semua terjadi begitu cepat saat tiba-tiba saja sebuah cincin sudah melingkar di jari manisku.

"Aku tahu naik kapal di laut yang tenang pasti lama kelamaan membosankan. Tapi tidak ada yang pergi jauh naik arung jeram."

......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar