Itu kalimat yang biasa kamu ucapkan untuk memperkenalkanku pada teman-temanmu, ketika kita tidak sengaja bertemu mereka di suatu acara. Kemudian aku akan mencubit lenganmu pelan. Dan kamu pun tertawa. Lepas.
Kamu memang sangat suka tertawa. Aku ingat sekali bagaimana kamu bahkan tertawa saat menawarkan gelar 'mantan pacar' padaku. Tidak. Tidak romantis sama sekali.
"Aku mau kita putus..."
"Maksud kamu apa??"
"Aku mau kita putuskan segera tanggal pernikahan kita"
Kamu tertawa jenaka melihat wajahku yang pasti memerah jambu, sambil membuka kotak berisi cincin yang sedari tadi kamu simpan di saku baju. Sejurus kemudian kamu tiba-tiba diam dan memasang mimik wajah serius.
"Kamu mau, menemani saya tertawa buat seterusnya?"
Senyuman di bibirku pasti bisa menjawab lebih banyak dibanding sekedar "Iya, aku mau", karena kemudian kamu kembali tertawa, lega. Dan memelukku setelahnya, "Halo, mantan pacar"
Itulah kali pertama 'mantan pacar' terdengar seperti gelar paling indah di dunia.
Dan sekarang, 4tahun 8bulan 10 hari sejak hari itu, di hadapanku selembar kertas menunggu.
cukup satu tanda tanganku di atasnya
di sebelah tanda tanganmu yang lebih dulu ada
Ah, betapa hanya selembar kertas inilah jarak yg memisahkanku dengan satu gelar baru:
Mantan istrimu.
Ya. Hanya selembar kertas saja
cukup satu tanda tanganku di atasnya
di sebelah tanda tanganmu yang lebih dulu ada
dan aku tidak pernah tahu apakah kamu membubuhkannya juga sambil tertawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar